BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bumi
adalah sebuah planet yang menjadi tempat dimana manusia, hewan, dan
tumbuhan bisa hidup dan bertempat tinggal. Namun tentunya mereka tidak
hanya bermodal tubuh untuk bisa hidup dan bertempat tinggal. Mereka
membutuhkan banyak pendukung untuk bisa mencapai itu.
Manusia,
hewan, dan tumbuhan bersifat saling membutuhkan yang akhirnya akan
terjadi proses kerja sama atau interaksi serta penyesuaian diri sebagai
alat pendukung lahiriah yang bersifat sosial untuk mereka
bisa bertahan hidup, berkembang biak, dan bertempat tinggal dengan aman,
tentram, dan damai.
Selain
alat pendukung lahiriah bersifat yang bersifat social berupa kerja sama
dan saling berinteraksi tersebut di atas, dibutuhkan juga alat
pendukung yang lain berupa sumber daya alam. Dengan adanya sumber daya
alam yang mencukupi dan berpotensi, makhluk hidup di bumi yang indah ini
akan bisa bertahan hidup dengan baik.
Namun,
kita sebagai manusia, makhluk hidup yang diberi kelebihan berupa akal
pikiran tidak seharusnya hanya bisa menggunakan sumber daya alam
tersebut. Yang lebih penting kita lakukan adalah melestarikan, dan
memanfaatkan sumber daya alam yang ada tersebut agar tetap lestari,
terjaga dengan baik, dan tetap bisa kita digunakan untuk memenuhi
kebutuhan kita, untuk menunjang kehidupan kita.
Lalu, bagaimana cara kita melestarikan dan menjaga sumber daya alam tersebut?
Sebelum
kita melakukan kegiatan pelestarian tersebut, tentunya kita harus
terlebih dahulu mengetahui serta mempelajari apa yang akan dan harus
kita lestarikan. Bukan hanya itu, kita juga harus
mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan alam, termasuk mengenai
bentuk-bentuk alam sebagai ruang dimana manusia, hewan, tumbuhan tinggal
dan sumber daya alam ada.
Dalam
kaitannya dengan hal tersebut, ilmu yang berhubungan dan bisa membantu
kita mempelajari alam serta bentuk-bentuk ruang alam itu sendiri adalah
ilmu geografi.
Berdasarkan
latar belakang tersebut, penulis akan membahas masalah ilmu geografi
tetapi akan memusatkan pembahasan pada pengertian, ruang lingkup, dan
tujuan geografi.
B. Perumusan Masalah
Untuk membantu agar pembahasan nanti lebih terarah, penulis merumuskan permasalahan, sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari ilmu geografi?
2. Apa saja aspek yang ada dalam ilmu geografi?
3. Apa saja ruang lingkup ilmu geografi itu?
4. Apa saja objek kajian dalam ilmu geografi?
5. Geografi sebagai sebuah ilmu pastinya mempunyai cabang ilmu-ilmu lain, lalu apa saja cabang ilmu geografi itu?
6. Apa tujuan pembelajaran ilmu geografi?
7.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Geografi
Secara bahasa, geografi berasal dari bahasa Yunani dari kata geo yang berarti bumi dan graphien yang berarti gambaran.
Jadi, secara etimologi dapat diartikan bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang gambaran bumi.[1]
Perumusan
definisi geografi mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan
kemajuan peradaban manusia dalam memandang bumi. Oleh karena itu, banyak
geograf yang mendefinisikan geografi dengan berbagai latar belakang dan alasan masing-masing.
a. Immanuel Kant (1724-1821).
Geografi
adalah ilmu yang objek studinya adalah benda-benda, hal-hal atau
gejala-gejala yang tersebar dalam wilayah di permukaan bumi.
b. Karl Ritter (1779-1859).
Geografi merupakan suatu telaah tentang bumi sebagai tempat hidup manusia.
c. Elsworth Huntington (1876-1947).
Dalam bukunya (The Pulse of The Earth), geografi adalah study tentang fenomena permukaan bumi beserta penduduk yang menghuninya.
d. Halford Mackinder (1861-1947).
Geografi
adalah ilmu yang fungsi utamanya menyelidiki interaksi manusia dalam
masyarakat dengan lingkungan yang berbeda menurut lokasinya.
e. R. Bintarto.
Geografi
adalah menciptakan, menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisis
gejala-gejala alam dan penduduk, serta mempelajari corak yang khas
tentang kehidupan dari unsur-unsur bumi dalam ruang dan waktu.
f. Hasil
rumusan dalam Seminar Lokakarya Ikatan Geograf Indonesia (IGI) di
Semarang tahun 1988 dan dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran Mata
Pelajaran Geografi Kurikulum 1994 (GBPP 1994).
Geografi
adalah ilmu yang mempelajari tentang persamaan dan perbedaan fenomena
geosfer dengan sudut pandang kewilayahan atau kelingkungan dalam konteks
keruangan.
Walaupun
dari beberapa pengertian di atas mengalami perubahan-perubahan tetapi
tampak adanya persamaan dari pandangan para ahli tersebut, yaitu dalam
hal mengkaji:
1. Bumi sebagai tempat tinggal manusia.
2. Interaksi manusia dengan lingkungannya.
3. Dimensi ruang dan dimensi historisnya.
4. Pendekatan, yaitu:
Ø Pendekatan spasial (keruangan).
Pendekatan ini mendasarkam pada perbedaan lokasi dan sifat-sifat pentingnya, seperti perbedaan struktur, pola, dan proses.
Struktur
keruangan terkait dengan elemen pembentuk ruang itu sendiri yang berupa
kenampakan titik, garis, dan area. Dengan demikian, dalam pendekatan
keruangan dibutuhkan data lokasi yang meliputi data titik, data garis,
dan data area.
Contoh: ketinggian tempat, jenis tanah, perbatasan wilayah, jalur transportasi, dll.
Ø Pendekatan ekologi (kelingkungan).
Pendekatan
ini didasari oleh interaksi organism dengan lingkungannya. Organisme
tersebut meliputi manusia, hewan, dan tumbuhan. Lingkungan meliputi
litosfer, hidrosfer, dan atmosfer.
Pada
dasarnya lingkungan geografi memiliki dua sisi, yaitu perilaku dan
fenomena lingkungan. Sisi perilaku mencakup dua aspek, yaitu
pengembangan gagasan dan kesadaran lingkungan. Interelasi dari dua aspek
inilah yang menjadi ciri khas dari pendekatan ekologi.
Ø Pendekatan region (kompleks wilayah / kewilayahan).
Pendekatan
ini didasari oleh kombinasi antara pendekatan keruangan dengan
pendekatan kelingkungan. Pendekatan kompleks wilayah ini menekankan pada
pengertian diferensiasi areal, yaitu adanya perbedaan
karakteristik pada tiap-tiap wilayah. Perbedaan ini mendorong suatu
wilayah untuk berinteraksi dengan wilayah yang lain sehingga dapat
terwujud sebuah perkembangan pada wilayah yang saling berinteraksi
tersebut.[2]
B. Aspek Geografi
Kajian
ilmu geografi mempunyai ruang lingkup yang luas sehingga disiplin ilmu
lainnya banyak yang berkaitan dengan geografi. Keterkaitan geografi
dengan disiplin ilmu lainnya dapat dibedakan menurut aspek fisik dan
aspek sosial. Aspek fisik meliputi aspek kimiawi, biologis, astronomis,
dan semua fenomena alam yang secara langsung dapat diamati. Aspek sosial
meliputi aspek antropologis, politis, ekonomis, dan aspek yang
berhubungan dengan pola hidup manusia.
Kedua aspek dalam geografi ini menjadi dasar pembagian ilmu geografi menjadi dua cabang utama, yaitu:
a. Geografi fisik ( physical geography )
Geografi
fisik ini mempelajari bentang alam fisik bumi, misalnya gunung, dataran
rendah, sungai, danau, batuan, air, mineral, cuaca, tumbuhan, hewan.
Geografi
fisik menjelaskan penyebaran kenampakan alam yang bervariasi serta
mencari jawaban tentang pembentukan dan perubahannya dari kenampakan
masa lalu.
b. Geografi manusia atau sosial ( human geography).
Geografi
manusia atau sosial ini mempelajari sosial, politik, ekonomi, dan
budaya (bentang lahan manusia), misalnya komponen-komponen buatan
manusia seperti jalan, saluran air, pemukiman, pusat kegiatan dan
bangunan.
Geografi
manusia mendeskripsikan dan menjelaskan pola-pola kenampakan manusia
dan kegiatannya, serta meneliti hubungan antara manusia dan
lingkungannya.[3]
Hubungan
geografi dengan aspek ilmu lainnya melahirkan ilmu-ilmu baru. Hubungan
itu bersifat timbale balik secara intensif. Misalnya:
Geografi + biologi = biogeografi
Geografi + antropologi = antropogeografi
Geografi + fisika = geofisika
Dan lain sebagainya.
C. Ruang Lingkup Geografi
Ruang lingkup kajian geografi terdiri atas tiga hal ( Rhoads Murphy: The Scope of Geography ) :
a. Persebaran dan keterkaitan ( relasi ) manusia di bumi serta aspek keruangan dan pemanfaatannya bagi tempat hidup manusia.
b. Hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan fisik alam yang merupakan bagian dari kajian keanekaragaman wilayah.